Bulan november warga Indonesia banyak yang
berpandangan sebagai bulan Nasionalisme, mengapa ? yap karena memang di bulan
november ini bangsa Indonesia memperingati hari Pahlawan, tepatnya pada tanggal
10 November. Banyak masyarakat yang mengungkapkan bahwa setiap pahwalan bangsa
pasti memiliki sikap nasionalisme yang tinggi pada bangsa dan negara tanah
airnya. Tapi banyak juga masyarakat kita yang belum tahu makna dan
bentuk-bentuk nasionalisme itu sendiri seperti apa. Maka dari itu edisi kali
ini adalah membahas tentang makna dan bentuk-bentuk nasionalisme itu seperti
apa.
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris
"nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia.
Para nasionalis menganggap negara adalah
berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy).
Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat
liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak
rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat
saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup
bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu,
naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk
mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah
cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan
inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak
menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasanya aman dari
serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk
kepada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara
etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik
biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem
seperti nasional sosialisme, pengasingan dan sebagainya.
Bentuk-Bentuk dari Nasionalisme:
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya
sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan negara) yang populer
berdasarkan pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi.
Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme
mencampuradukkan sebahagian atau semua elemen tersebut.
Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah
sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan
aktif rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik".
Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan
tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudul Du Contract
Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial").
Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara
memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.
Dibangun oleh Johann Gottfried von Herder, yang memperkenalkan konsep Volk
(bahasa Jerman untuk "rakyat").
Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme
identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh
kebenaran politik secara semulajadi ("organik") hasil dari
bangsa atau ras; menurut semangat romantisme. Nasionalisme romantik adalah
bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik;
kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik. Misalnya
"Grimm Bersaudara" yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi
kisah-kisah yang berkaitan dengan etnis Jerman.
Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan"
seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat
Tionghoa yang menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya. Unsur ras
telah dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih
dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing untuk
menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa. Malah
banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan
budaya mereka tetapi menolak RRC karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.
Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan,
selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah
kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan.
Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip
masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu
argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan
tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, serta nasionalisme Turki kontemporer,
dan dalam bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap-kanan di Spanyol, serta
sikap 'Jacobin' terhadap unitaris dan golongan pemusat negeri Perancis, seperti
juga nasionalisme masyarakat Belgia, yang secara ganas menentang demi
mewujudkan hak kesetaraan (equal rights) dan lebih otonomi untuk
golongan Fleming, dan nasionalis Basque atau Korsika. Secara sistematis, bila
mana nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik
kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti nasionalisme Turki
dan penindasan kejamnya terhadap nasionalisme Kurdi, pembangkangan di antara
pemerintahan pusat yang kuat di Spanyol dan Perancis dengan nasionalisme
Basque, Catalan, dan Corsica.
Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara
memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya
nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan. Misalnya,
di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu
Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP
bersumber dari agama Hindu.
Namun demikian, bagi kebanyakan kelompok
nasionalis agama hanya merupakan simbol dan bukannya motivasi utama kelompok
tersebut. Misalnya pada abad ke-18, nasionalisme Irlandia dipimpin oleh mereka
yang menganut agama Protestan. Gerakan nasionalis di Irlandia bukannya berjuang
untuk memartabatkan teologi semata-mata. Mereka berjuang untuk menegakkan paham
yang bersangkut paut dengan Irlandia sebagai sebuah negara merdeka terutamanya
budaya Irlandia. Justru itu, nasionalisme kerap dikaitkan dengan kebebasan.