Selamat Datang di Dunia Aphegz Gagh Baegh dan Selamat Menikmati- Semoga Bermanfaat

Senin, 31 Oktober 2011

Nasionalisme

Bulan november warga Indonesia banyak yang berpandangan sebagai bulan Nasionalisme, mengapa ? yap karena memang di bulan november ini bangsa Indonesia memperingati hari Pahlawan, tepatnya pada tanggal 10 November. Banyak masyarakat yang mengungkapkan bahwa setiap pahwalan bangsa pasti memiliki sikap nasionalisme yang tinggi pada bangsa dan negara tanah airnya. Tapi banyak juga masyarakat kita yang belum tahu makna dan bentuk-bentuk nasionalisme itu sendiri seperti apa. Maka dari itu edisi kali ini adalah membahas tentang makna dan bentuk-bentuk nasionalisme itu seperti apa.
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasanya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan dan sebagainya.
Bentuk-Bentuk dari Nasionalisme:
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan sebahagian atau semua elemen tersebut.
Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudul Du Contract Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial").
Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat").
Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik secara semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik. Misalnya "Grimm Bersaudara" yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah yang berkaitan dengan etnis Jerman.
Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa. Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan budaya mereka tetapi menolak RRC karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.
Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, serta nasionalisme Turki kontemporer, dan dalam bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap-kanan di Spanyol, serta sikap 'Jacobin' terhadap unitaris dan golongan pemusat negeri Perancis, seperti juga nasionalisme masyarakat Belgia, yang secara ganas menentang demi mewujudkan hak kesetaraan (equal rights) dan lebih otonomi untuk golongan Fleming, dan nasionalis Basque atau Korsika. Secara sistematis, bila mana nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti nasionalisme Turki dan penindasan kejamnya terhadap nasionalisme Kurdi, pembangkangan di antara pemerintahan pusat yang kuat di Spanyol dan Perancis dengan nasionalisme Basque, Catalan, dan Corsica.
Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu.
Namun demikian, bagi kebanyakan kelompok nasionalis agama hanya merupakan simbol dan bukannya motivasi utama kelompok tersebut. Misalnya pada abad ke-18, nasionalisme Irlandia dipimpin oleh mereka yang menganut agama Protestan. Gerakan nasionalis di Irlandia bukannya berjuang untuk memartabatkan teologi semata-mata. Mereka berjuang untuk menegakkan paham yang bersangkut paut dengan Irlandia sebagai sebuah negara merdeka terutamanya budaya Irlandia. Justru itu, nasionalisme kerap dikaitkan dengan kebebasan.

Minggu, 09 Oktober 2011

Bersama Membangun PLS JAYA !!!


Pendidikan Luar Sekolah itulah nama program studi ku.. Sampai saat ini pun sebenarnya saya belum tahu benar apa yang dimaksud dengan Pendidikan Luar Sekolah itu sendiri,. Banyak yang mengistilahkan PLS sebagai Pendidikan Luas Sekali, Pendidikan Lucu Sekali, benar juga ada istilah seperti itu, menurut saya pribadi PLS diartikan pendidikan Luas Sekali karena memang pendidikan yang satu ini mencakup banyak unsur di dalam masyarakat kita, apalagi ada istilah pendidikan sepanjang hayat, benar-benar membuat semakin luas sasaran dari PLS itu sendiri, tapi sayangnya PLS masih termarjinalkan dibanding dengan pendidikan formal yang ada saat ini. Padahal kita tahu sendiri, pendidikan luar sekolah atau sering yang disebut dengan pendidikan nonformal ini sangatlah penting bagi kelangsungan hidup seseorang, masyarakat bahkan bangsa dan Negara ini.
Bagi kita melihat kondisi pendidikan sekarang ini, apakah kita akan menyerah karena merasa termarjinalkan oleh pemerintah ? Ataukah kita akan bangkit dengan usaha mandiri kreasi mahasiswa PLS di negeri ini ??
Bukan zamannya lagi sebagai mahasiswa PLS hanya kuliah pulang, terima materi dari dosen pengampu kuliah, mengerjakan tugas, dan nunggu nilai keluar. Melihat dan heran dengan kreativitas teman-teman kalian yang berhasil di berbagai ajang kreativitas mahasiswa, bangga dengan jurusan KIMIA, FISIKA atau yang lainnya. Apakah seperti itu mahasiswa PLS yang katanya sebagai generasi penerus bangsa ??
Mau dimana kita ke depannya ??? Apakah kita hanya jadi penonton setia saja melihat perkembangan zaman dan perubahan di negeri kita ini, INDONESIA…
Sadar bung !!! 2011 gitu!!
Berubahlah kawan, sudah bukan zamannya lagi kita hanya sebagai penonton dan penikmat perubahan saja, berpikirlah rasional, kritis dan kreatiflah hadapi tantangan masa depan kita, masa depan Pendidikan Luar Sekolah.
Sudah saatnya kita berubah membawa PLS JAYA, memang kita kalah “tenar” dengan jurusan-jurusan favorit yang ada di berbagai universitas di negeri ini, kalah IQ kita dengan mahasiswa FMIPA, tapi tahukah kalian yang dibutuhkan untuk sukses di dalam kehidupan bukanlah IQ yang tinggi tetapi adalah kreativitas, tahan banting, kemampuan sosialisasi kita dalam masyarakat. Maka dari itu sangatlah perlu bagi kita untuk survive menghadapi tantangan masa depan tersebut, maksimalkan lah peran sebagai mahasiswa PLS saat ini, tunjukan kreativitasmu membawa nama PLS, lakukan dengan HMJ PLS, UKM, maupun organisasi lainnya  untuk meningkatkan kreativitasmu, karena sebagai orang PLS kalian sangat dituntut untuk kreatif menghadapi permasalahan di masyarakat. Jangan jadikan Dosen sebagai Guru saja, akan tetapi jadikanlah partner curhat akan kebutuhan yang kalian inginkan untuk hidup di dunia ke-PLS-an. Materi ke-PLS-an yang kalian dapat di kelas, terapkan lah di masyarakat melalui program-program HMJ, tuangkan ide kreatifmu untuk membuat desain program yang benar-benar dapat diterima dengan baik untuk masyarakat sasaran, dengan begitu mahasiswa PLS akan belajar melalui pengalaman yang di dapat dari program yang dilaksanakan tersebut. Dengan begitu, secara pelan namun pasti PLS akan diterima dan dimengerti oleh masyarakat yang membuat lulusan PLS juga akan dipercaya untuk mengisi kebutuhan tenaga ke-PLS-an itu sendiri, yang saat ini sering diisi oleh orang yang bukan di kompetensinya.
Untuk itu, sebagai mahasiswa aktif PLS sekarang dituntut untuk kreatif, kritis, inovatif dan survive dalam mengahadapi berbagai tantangan kehidupan kelak, bukan saatnya lagi menunggu panggilan baru bergerak. Butuh keterlibatan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Luar Sekolah, maka dari itu kita harus pintar-pintar menyiasati dengan menggandeng berbagai pihak seperti pemerintah dan masyarakat agarmengerti akan pentingnya pendidikan luar sekolah serta tidak memandang PLS sebelah mata.

#bolehlah kita kalah pikiran dengan orang lain, tapi janganlah sesekali kalah dalam unjuk kreativitas
#janganlah terpaku pada sebuah kesempatan, tapi usahakanlah kalian belajar untuk dapat memberikan kesempatan pada orang yang membutuhkan.
#Spesial untuk semua mahasiswa PLS se-INDONESIA, saatnya rubah paradigma sebagai “mahasiswa konsumtif”
By : Akhmad Rofiq (SKANDAL’s 2009/ UNY)

Sabtu, 08 Oktober 2011

Kompetensi Dan Konsistensi


Kompetensi
Kompeten adalah ketrampilan yang diperlukan seseorang yang ditunjukkan oleh kemampuannya untuk dengan konsisten memberikan tingkat kinerja yang memadai atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan spesifik. Kompeten harus dibedakan dengan kompetensi, walaupun dalam pemakaian umum istilah ini digunakan dapat dipertukarkan. Upaya awal untuk menentukan kualitas dari manajer yang efektif didasarkan pada sejumlah sifat-sifat kepribadian dan ketrampilan manajer yang ideal. Ini adalah suatu pendekatan model input, yang fokus pada ketrampilan yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Ketrampilan-ketrampilan ini adalah kompetensi dan mencerminkan kemampuan potensial untuk melakukan sesuatu.
Kompetensi mencakup melakukan sesuatu, tidak hanya pengetahuan yang pasif. Seorang karyawan mungkin pandai, tetapi jika mereka tidak meterjemahlkan kepandaiannya ke dalam perilaku di tempat kerja yang efektif, kepandaian tidak berguna. Jadi kompetensi tidak hanya mengetahui apa yang harus dilakukan..
Dari uraian tentang kompetensi di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa kompetensi adalah keterampilan kita melakukan dan melaksanakan tugas sebagaiman mestinya yang harus kita lakukan.
Konsistensi
Pengertian Konsistens menurut KBBI adalah tetap (tidak berubah-ubah); taat asas; ajek; 2 selaras; sesuai: perbuatan hendaknya–dng ucapan. .Satu hal yang dapat disimpulkan adalah, konsistensi sampai akhir memainkan peran sangat penting dalam kehidupan kita, jika kita ingin mendapat hasil yang terbaik. Lakukan hal-hal kecil, raih kesuksesan-kesuksesan kecil, yang dengan hal-hal kecil yang dilakukan dengan konsisten itu kita meraih kesuksesan besar di akhir kehidupan kita. Ayo terapkan Konsisten pada dengan kinerja kita yang baik untuk mencapai kesukesaan besar dalam kehidupan kita.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kedua hal yaitu kompetensi dan konsistensi memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan. Hal itu terlihat ketika kompetensi yang diunggulkan tanpa adanya konsistensi, maka hasil yang di dapat pun jauh dari kata maksimal, begitu juga sebaliknya… Maka dari itu perlu keseimbangan antara kedua hal tersebut, karena dengan kompetensi yang diimbangi dengan konsistensi, maka hasil yang di dapat pun dapat menjadi lebih maksimal, dalam berbagai aspek kehidupan kita.